Senin, 16 November 2009

Calon Ahli Surga

Sekali waktu dalam suatu majelis, tiba-tiba Rasulullah memberitahu majelis akan kehadiran seseorang yang dinilai sebagai ahli surga. Semua yang hadir menanti-nanti orang tersebut dalam majelis. Ucapan tersebut disampaikan pula pada lain kesempatan. Dengan penuh sikap menyelidik hadirin menatap kehadiran orang tersebut, meski tanpa komentar. Secara lahiriyah tiada tanda-tanda istimewa dalam diri orang itu. Di dahinya juga tidak terdapat kesan lebam hitam sebagai tanda ahli sujud.
Diam-diam salah seorang warga majelis mengikuti perjalanan pulang si calon ahli surga waktu majelis usai. Lalu dia memohon agar diizinkan menginap di rumah si calon ahli surga itu. Selama tiga hari tiga malam sang tamu itu merasa tidak menjumpai satu pun penampilan ibadah sahibul bait yang istimewa, yang bisa dikaitkan sebagai kekhusukan ibadah sebagai tiket masuk surga. Salat malamnya biasa-biasa saja. Bahkan cenderung minimalis. Selama tiga hari itu ahlul bait itu hanya berpuasa satu hari, yaitu hari Senin.
Ketika pamitan barulah sang tamu berterus terang bahwa maksudnya memang hendak mengetahui mengapa sahibul bait dinilai sebagai calon ahli surga.
"Saya malah tidak tahu mengapa Rasul mengatakan begitu," kata tuan rumah.
"Kalau boleh saya berterus terang," sahibul bait menjelaskan waktu melepas tamunya meninggalkan rumah, "saya hanyalah tidak pernah mengingat-ingat apa yang menyangkut diri saya pada masa lalu. Nggak ada dendam. Nggak ada harapan akan komentar. Kira-kira begitu, Sobat."
Bisakah kita meniru sikap dan perilaku kejiwaan dan suasana hati si calon ahli surga?"

(Dikutip dari Suara Merdeka 4 Oktober 2009)

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar






Dolor sit amet


Produk SMART Telecom

About Me

Serba Serbi (Miscellaneous Things) © Layout By Hugo Meira.

TOPO